Saturday 27 July 2013

Postingan Terakhir

Menutup tahun pembelajaran 2012-2013 dengan ketergesaan. Begitu banyak yang harus dikerjakan, dan rasanya waktu begitu sempit. Mohon maaf karena tidak kunjung sempat menulis postingan, yang terakhir untuk anak-anak P1 Andalusia.
Dalam kesempatan ini juga, saya mohon maaf atas masih banyaknya kekurangan dari saya pribadi khususnya, dalam membimbing anak-anak, mendampingi mereka selama setahun yang menyenangkan bersama P1 Andalusia. Terima kasih untuk semua moment berharga kita selama setahun di P1 Andalusia. Saya belajar banyak dari interaksi dengan anak-anak dan belajar tak kurang banyak dari ayah & bunda, para orang tua siswa. Beragam 'rasa' pengalaman, yang manis, yang pahit, yang hambar, semua ada. Ini jadi bumbu dalam perjalanan hidup kita -terutama saya tentunya-. Bukankah kita banyak belajar dari apa yang kita alami, bukan hanya dari buku teks yang kadangkala tak sinkron antara teori dan praktik. Jika memang pengalaman adalah guru yang (ter)baik, maka setahun lalu menjadi ajang belajar yang terbaik juga bagi kita. Semoga di tahun berikutnya, anak-anak mendapat pengalaman yang lebih banyak lagi, memperkaya batin mereka saat melangkah lebih dekat menuju kedewasaan.
Selamat jalan anak-anak P1 Andalusia. Semoga langkah kalian semakin 'berwarna'

Sunday 5 May 2013

Crafting

Beberapa waktu lalu, anak-anak berkarya dengan cat (2 minggu yang melelahkan, tapi menyenangkan) dan sekarang mereka mulai dengan lilin atau playdough. Perjuangan ekstra nih, ya persiapannya, ya eksekusinya. Ketika anak-anak suka, hadeuh... susah banget disuruh berhenti.
Untuk project craft 3 dimensi kali ini, anak-anak akan saya minta membuat bentuk dasar dulu. Setelah bisa membuat bentuk dasar, mereka akan bisa membuat apa saja. Insya Allah.
Bahan dasar untuk project craft kali ini adalah lilin atau plastisin atau playdough. Sekolah menyediakan lilin, tapi dengan kualitas yang ala kadarnya. Kandungan minyaknya relatif tinggi, sehingga cukup sulit membersihkan tangan setelah berkreasi dengan lilin ini. Selain itu, lilin yang saya dapat dari sekolah adalah lilin dengan ukuran cukup besar yang masih harus dilunakkan dulu, diuleni beberapa saat sampai cukup empuk, baru dipotong atau dibagi-bagi sesuai porsi yang diperlukan untuk anak-anak. Yang mau bawa sendiri dari rumah, tentu dipersilakan. Yang mau pakai lilin 'jatah' dari sekolah pun boleh. Walaupun saya tambahkan 'request' untuk ayah dan bunda. Tolong bawakan koran untuk alas meja (saya sudah minta koran berkali-kali ke perpustakaan sekolah untuk tugas ini-itu anak-anak kelas lain. Kali ini boleh ya, saya minta ayah/bunda bekali putra/putrinya dengan koran bekas, 1 edisi saja). Boleh bekali pula anak-anak dengan sabun tangan. InsyaAllah, saya pun akan bawakan sabun tangan (bukan stok dari sekolah yang kadang tak terlacak keberadaannya). Tapi jika anak-anak bawa sendiri, tentu tak perlu pula ngantri panjang  apalagi berebutan untuk mengambil sabun, apalagi ketika mereka harus menyabuni tangan berkali-kali karena minyak di tangan bekas lilin malam tak hilang-hilang. :p
Pendek kata, kita mengerjakan projek karya seni 3 dimensi ini di kelas. Bentuk dasar yang harus mereka kuasai adalah membuat bentuk bola, tetesan air, 'cacing', hingga daun. Pertama-tama mereka harus meremas-remas lilin malam menjadi 'adonan' yang homogen dan tidak lagi berbutir atau mudah terburai. Membuat bentuk bola dilakukan dengan memutar 'adonan' di antara kedua telapak tangan. Setelah bola, dilanjutkan dengan membuat bentuk tetesan air. Kali ini, satu sisi bola dibuat pipih dengan menggunakan tepian telapak tangan. Boleh juga menggunakan ujung jari untuk membentuk kerucut kecil di puncak 'tetesan'. Beberapa anak mulai merasa kesulitan saat membuat bentuk ini. Selanjutnya adalah bentuk 'cacing' yang bisa didapat dengan proses memilin atau menggiling lilin dengan telapak tangan di atas meja sebagai alasnya. Ini pun ternyata cukup sulit dilakukan oleh anak-anak kelas 1. Bentuk 'cacing' seringkali tak sukses terbentuk, putus-putus, atau suka-suka anak saja mereka buat dengan ukuran 'jumbo'. Hmm... Dan yang terakhir adalah bentuk daun yang pipih, didapat dengan menipiskan bola di telapak tangan. Tak jarang anak-anak membuat bentuk ini dengan ekstra tipis. Dan dalam keseluruhan proses, banyak sekali anak yang minta dibantu. Dengan demikian, saya tak sempat mengambil gambar saat proses pembelajaran berlangsung. Beberapa foto baru saya ambil setelah anak-anak selesai berkarya. Ini dia beberapa hasil karya mereka.

Saturday 4 May 2013

Painting? Hmm...

Beberapa waktu lalu, saya menyiapkan project Simple Painting untuk anak-anak kelas satu. Ah... bukan melukis, sebenarnya, hanya project berkarya dengan cat. Leaves Stamping gitu deh. Sesekali-lah, supaya anak-anak tidak bosan berkutat dengan crayon atau pensil warna melulu. Di sisi lain, perlu usaha ekstra nih dari gurunya. Resiko jadi guru ya? Haha... :p
Pekan sebelumnya anak-anak sudah 'berburu' sampel daun, menggambarnya di nota kecil mereka, yang sebetulnya terbuat dari lipatan kertas hvs biasa sih. Mereka sudah diwanti-wanti untuk tidak memetik satu daun pun, tapi baru boleh memetiknya (itu pun satu saja) di pekan berikutnya. Dan mereka patuh. Alhamdulillah. Semoga mereka mengerti alasan di baliknya.
Pendek kata, project 'Stamping' ini pun 'digelar'. Saya mencontohkan mencetak daun ke atas kertas dan anak-anak mengikuti. Tugas memetik daun, saya yang lakukan, agar tahu persis, daun seperti apa yang diinginkan. Saya ambil beberapa lembar daun bunga sepatu yang bentuknya memang cantik. Selain itu, saya minta juga beberapa anak untuk ke luar kelas dan memetik beberapa helai daun. Waaah, semua mau juga ikut pergi ke luar untuk memetik daun. Tapi akhirnya yang lain mau juga bersabar tetap tinggal di kelas dan berbagi tugas lain. Membagikan kertas, membagikan kuas, mengambilkan air, dan sebagainya. Ah... mereka begitu ingin membantu. Tapi mereka pun belajar berbesar hati ketika bantuan mereka belum diperlukan. Pendek kata, dengan diamnya mereka, itu pun sudah membantu lancarnya keseluruhan aktivitas simple stamping ini. 
Saya beri contoh dulu, bagaimana cara memoles warna di permukaan daun, lalu mencetaknya ke atas kertas. Beberapa dari mereka berkomentar, "Ganciiiil." Hihi... ada kata baru nih, gancil. ;) Kelihatannya memang gampang sih. Anak-anak laki-laki segera mengerjakan tugasnya. Sret sret sret, selesai!!! Dengan hasil khas anak kelas satu, dan 'bonus' adanya tumpahan air bilasan kuas di lantai, ekstra stempel daun di dinding dekat pintu kelas, dan tiga anak menangis gara-gara kejar-kejaran guling-gulingan di mushala ketika curi-curi waktu sesudah mencuci tangan. Cuci tangannya sih minta izin dan diizinkan, tentunya. Tapi guling-gulingannya tidak. Jadi kalau ada yang nangis, maaf-maaf... resiko ditanggung sendiri ya.
Sementara itu, anak-anak perempuan asyiiik sekali, susah disuruh berhenti ketika period Art sudah usai. Sudah nak, sudah saatnya dismissal. Mari cuci tangan dan pulang. Saya bantu tempelkan karya mereka satu-satu di space display yang tersedia di bagian belakang kelas. Ah... hasil harya mereka memang prima, rupanya. Bagus-baguus...!

Sunday 7 April 2013

Tim Security Sekolah-Kita Bantu Bersama

Dengan makin berkembangnya sekolah ini, Al Irsyad Satya yang kita sayangi, kebutuhan akan gedung baru untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar pun tentu meningkat. Tim Security pun perlu menambah personil, tentunya untuk meningkatkan kualitas pelayanan di siang hari, dan pengamanan di malam hari -seperti dikutip oleh salah seorang tim Security tempo hari.  
Beberapa waktu lalu, satu-dua kasus terkait isu keamanan muncul di sekolah. Ada modus penelefon yang mengabari orang tua murid bahwa anaknya terluka atau celaka, hingga dibawa ke Rumah Sakit, perlu penanganan segera, dan tentunya perlu dana yang tidak sedikit. Ortu mana sih yang tidak akan panik jika mendengar kabar bahwa anaknya celaka? Tapi mari berpikir tenang. Silakan kontak kami, FT-nya. Jika tak bisa mengontak kami (siapa tahu kami sedang mengajar, atau ponsel tertinggal di rumah atau sedang off), silakan kontak admin sekolah untuk mengkonfirmasi kebenaran kabar itu. Yang ada juga kami yang akan kontak ayah/bunda, bukan pihak ketiga.
Sementara itu, di sekolah/kelas, kami pun berkoordinasi ulang, berulang-ulang. Beberapa tips yang kami sampaikan ke anak-anak nih... Saya yakin, pastinya di rumah pun diulang lagi oleh ayah & bunda.
  • Kami ingatkan anak-anak untuk tidak mudah percaya pada orang lain begitu saja. Jika bertemu dengan orang tak dikenal yang mengajak pergi, atau 'sekedar' memberi sesuatu, mari kita waspadai dulu. Kenali identitasnya, ciri-cirinya. 
  • Sementara itu, mari kenali juga anggota tim Security kami yang saat ini sudah berjumlah 11 orang. Dengan seragam khas G4S (G-force) yang rapi, kenali pula nama dan wajah mereka satu persatu. Jangan sampai tertipu orang (sok) baik yang menyaru jadi petugas keamanan. Hari gini gitu... ada saja jalan orang untuk mencari-cari kesempatan dalam berbuat kejahatan (kadang heran sendiri, kenapa ya orang jarang mencari-cari kesempatan untuk berbuat baik :p) 
  • Dekat-dekat orang yang dikenal yuk, terutama FT atau guru-guru Al Irsyad, baik yang mengajar di kelas maupun yang tidak mengajar di kelas. Yuk, cepat datang ketika dipanggil, tidak usah menunggu sampai dipanggil berkali-kali. Hal ini juga termasuk saat assembly atau dismissal. Yuk, tetap dalam barisan, supaya FT tahu, siapa saja yang 'hilang' dari barisan dan bisa lebih mudah memfokuskan pencarian. Jiaaah... pencarian... ;)
Kami pun meningkatkan koordinasi dengan tim security sekolah, terutama sang komandan, pak Iwan. Saat ada anak-anak yang 'hilang' dari pandangan, tak jarang kami minta bantuan mereka untuk menemukan lokasi keberadaan mereka. Alhamdulillah, dengan kesigapan semua tim security sekolah, pasti ketemu aja tuh, siapa-siapa yang biasa bersembunyi dari pandangan gurunya. Yuk, kita 'gandengan tangan', saling jaga untuk keamanan dan kenyamanan bersama.

Tuesday 2 April 2013

Miss, Cerita Lagi Dong...!

pic: courtesy of http://www.rumirooms.com/
Sudah beberapa kali ini, saya bercerita sebelum shalat dzuhur. Sambil menunggu jamaah, supaya yang lambat-lambat masuk kelas mau lebih bersegera untuk masuk kelas dan bisa sama-sama mendengarkan cerita.Cuma cerita-cerita ringan saja sih, yang saya ingat dari buku kisah para nabi atau kisah teladan yang dulu sempat saya baca. Mereka memang antusias, ingin mendengar kisah-kisah lain yang belum mereka ketahui.
Tapi anak-anak sekarang, memang akses bacaan mereka juga luas. Kadang mereka berkomentar spontan, "Ah... ini cerita tentang itu kan?" atau cukup sekedar "Ah aku udah tahu..." Oke. Tapi ketika diminta melanjutkan cerita, mereka menolak mentah-mentah. Jadi? Mau mendengarkan miss Diah dulu-kah? Lain kali, besok-lusa, miss Diah akan minta kalian bergiliran untuk cerita. Tapi sekarang ini, miss Diah seringkali kejar durasi, supaya ceritanya nggak kepanjangan, supaya tidak banyak waktu belajar kalian terambil untuk kegiatan selingan cerita sebelum shalat yang dilanjut dengan shalat dan dzikir ini. So, untuk sementara ini, biarkan miss Diah dulu yang cerita ya, dan... anu saguru saelmu, tong ngaganggu ;)
Dan sekarang, saatnya untuk browsing lagiii, cari cerita yang kira-kira belum mereka dengar. Semoga ada hikmah dan ibrah yang bisa mereka ambil dari kisah-kisah yang mereka dengar ini. Insya Allah.

Tuesday 12 March 2013

Tampil di Open House 2013

Beberapa waktu lalu, jelang event besar di sekolah, anak-anak 'ribut', bilang bahwa mereka mau tampil di acara Open House. ??? Perasaan, anak-anak kelas satu -kecuali yang ikut ekskul tari- nggak dijadwalkan untuk tampil di hajatan besar Al Irsyad tahun ini. Keterbatasan waktu pelaksanaan yang digelar sejak pukul 8 pagi hingga pukul 2 siang membuat slot performance anak-anak sangat terbatas. 
Dari pre-school saja sudah 4 tarian, anak-anak Primary kebagian dua (atau tiga ya?) jatah performance, plus kakak-kakak dari Secondary dan pre-U, itu sudah cukup panjang. Sedangkan acara inti adalah peresmian gedung baru yang dijadwalkan akan dilakukan oleh gubernur Jabar (yang ternyata diwakilkan. Pak Gub tak berkesepatan hadir). Sebelumnya pastilah diawali dengan rangkaian proses pembukaan event, lengkap dengan upacara adat, pembacaan al quran oleh beberapa siswa high achiever quranic, doa, dan tak ketinggalan tentu sambutan-sambutan dari berbagai pihak. Nah, sudah seberapa banyak tuh? Makanya saya tak habis pikir, kenapa anak-anak ramai mengatakan bahwa mereka akan tampil di Open House kali ini.
Karena sibuk juga dengan berbagai persiapan, selain kewajiban mengajar yang tak bisa ditinggalkan, saya tak terlalu memperhatikan celoteh anak-anak itu. Sempat bingung juga ketika beberapa orang tua murid mempertanyakan pukul berapa tampilan anak-anak di Open House? Asli, saya nggak ngerti. Hm... saya memang pernah dengar bahwa salah satu sumber mengatakan bahwa anak-anak akan tampil menyanyikan "Ana Qobtoun Qowiyyun. (Aku Seorang Kapiten, Arabic version)", juga para high achiever quranic. Tapi kapan waktunya? Sedangkan setiap kali rapat koordinasi, tak pernah disebutkan adanya sisipan acara baru dari anak-anak kelas satu.
Bersemangat menyanyikan "Ana Qobtoun Qowiyyun" di assembly pagi.
Tapi akhirnya 'misteri' itu terungkap juga. Setelah guru-guru jadi sangkuriang nyaris sepanjang malam, menyiapkan booth-booth pameran per departemen, paginya kami berjaga lagi sesuai tugas masing-masing. Saya sendiri 'ditanam' di booth PD department, memandu arena interaktif dengan pengunjung, untuk membuat prakarya dan kreasi origami sederhana. Lumayan ramai juga booth kita. Pengunjung berdatangan dan ingin ikut serta membuat satu-dua karya. Ayo deh, kita buat sama-sama.
Di tengah-tengah kesibukan itu, saya sempat juga melirik booth sebelah tempat AQIS department. Mereka memasang ragam buku referensi beserta segala atribut pelengkap pembelajaran. Plus satu rangkaian video yang berisi aktivitas keseharian di sekolah kita. Aaaah, rupanya ini yang dimaksud dengan 'tampil di Open House' oleh salah satu guru AQIS yang dikatakannya kepada anak-anak di kelas. Video kegiatan mereka diputar hampir sepanjang waktu selama pelaksanaan Open House tempo hari. Lagi nyari videonya untuk dibagikan juga di sini. Hm... siapa tahu sudah diunggah ke YouTube ya, tapi belum nemu. 

Monday 11 February 2013

Ms.Maryam Menikah...!

Di hari ahad kemarin, 10 Februari 2013, Ms. Maryam melangsungkan pernikahan di tempat asalnya, kampung Bayongbong, Garut. Teman-teman Al Irsyad menghadiri pernikahan berombongan. Saya menumpang mobil sekolah, yang berkonvoi dengan satu kendaraan lain. Sementara teman-teman lain juga menyempatkan hadir baik dengan mobil maupun berboncengan di sepeda motor. Wow... Sebuah perjuangan luar biasa untuk menyaksikan pernikahan seorang teman. Ms. Maryam ini tentunya salah satu teman yang istimewa, hingga jauh-jauh pun, 30-an dari kami menyempatkan untuk hadir.
Kedua pengantin tampak bahagia, jelang masa depan dengan harapan untuk membentuk keluarga sakinah yang penuh barakah. Rangkaian upacara adat Sunda mengiringi prosesi akad nikah. Mulai dari sawer, injak bambu. Betul, injak bambu, bukan injak telur. Juga berbagai prosesi lain yang sarat filosofi. Pada intinya sih, semua itu berupa harapan serta doa agar pasangan suami istri ini diberi kelancaran, kemudahan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Mari kita ikut doakan. 
Baarakallaahu laka wa baraka 'alayka wa jama'a baynakuma fii khair.
Selama sepekan ini, Ms. Maryam akan mengambil cuti. Ini berarti, selama sepekan Ms. Maryam tidak akan hadir di sekolah. Diizinkan ya... ;)